Kamis, 25 Juni 2015

MAKALAH SEJARAH BANGSA ISRAEL DI MESIR SAMPAI MASUK TANAH KANAAN ATAU TANAH PERJAJIAN

MAKALAH

SEJARAH BANGSA ISRAEL DI MESIR
SAMPAI MASUK TANAH KANAAN ATAU TANAH PERJAJIAN

DISUSUN
UNTUK MEMENUHI SALAH SATU
PERSYARATAN MATA KULIAH (PL)

 
















Disusun Oleh


Maria Mapada

Nim                 : 7151027
Semester         : 1 (Satu)
Fak/Prodi       : FKIP/PGA
Kelas               : A






UNIVERSITAS TRIBUANA KALABAHI
2014


KATA PENGANTAR

Tiada yang lebih indah selain Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hikmat dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar.
Materi di sajikan dengan bahas mudah dan bisa di pahami, serta setiap kajian dilengkapi dengan arahan tugas dan kegiatan yang dapat di lakukan oleh Mahasiswa. Hal ini di maksud agar Mahasiswa dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya sehari-hari.
Penyusun telah berupa semaksimal mungkin berkarya dengan harapan makalah ini dapat digunakan sebagai pegangan Mahasiswa dalam proses presentasi, kususnya untuk materi (PL).
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih dan rasa penghargaan yang teinggi-tingginya kepada Dosen. Kritik da saran yang membangun samangat dan membantu kami demi kesempurnaan makalah ini.




Kalabahi, November 2014
Penulis,






















DAFTAR ISI
Kata Pengantar .........................................................................................................
Daftar Isi ...................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................
A.    Latar Belakang ..............................................................................................
B.     Rumusan Masalah .........................................................................................
C.     Tujuan Penulisan Makalah ............................................................................
BAB II. PEMBAHASAN .......................................................................................
A.    Padangan Yahudi dan Kristen ......................................................................
B.     Pandangan Islam ...........................................................................................
BAB III. PENUTUP ................................................................................................
A.    Kesimpulan ...................................................................................................
B.     Saran  ............................................................................................................


BAB I
PEMBAHASAN
A.    Latar Belakang
Musa merupakan penulis (penyusun bahan) dari 5 Kitab pertama dari Kitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab. Kitab-kitab tersebut dalam Alkitab bahasa Indonesia di beri judul: Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan. Kitab-kitab tersebut kemudian di kenal di kalangan orang Yahudi dengan nama Taurat, karena di dalam kitab-kitab tersebut terkandung banyak sekali perintah-perintah yang disampaikan Tuhan kepaa Musa untuk bangsa Israel.
B.     Rumusan Masalah
1.      Sejarah bangsa Israel di Mesir sampai masuk tanah Kanaan atau Tanah Perjanjian.
C.     Tujuan
1.      Untuk memahami sejarah bangsa Israel di Mesir sampai masuk Tanah Kanaan atau Tanah Perjanjian.


Kematian Musa
Sebelum matinya, naikalah Mua dari daratan Moab ke gunung Nebo, yakni keatas puncak pisga (di Desa timur Sungai Yordan) yang di tentangan Yerikho, lalu Tuhan memeprlihatkan kepadanya seluruh negeri itu.
Dan berfirmanlah tuhan kepada Musa: “Inilah Negeri yang Ku janjikan dengan sumpah kepada Abraham, Isak dan Yako. Demikian kepada keturunanmulah akan Ku berikan negeri itu. Aku mengisinkan engkau melihat dengan mata mu sendiri, tetapi engkau tidak akan menyebrang kesana”.
Lalu matilah Musa, Hamba tuhan itu, disana di tanah Moab, sesuai dengan Firman Tuhan.
Kepemimpinan selanjutnya degantikan oleh Yosua bin Nun, seorang jenderal yang takut akan Tuhan.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas, maka Israel di peroleh kesimpulan bahwa: segala bangsa Israel di Israel sampai masuk tanah kanaan atau tanah perjanjian merupakan sebuah nilai yang diambil dari nilai-nilai luhur.
B.     Saran
Berdasarkan pembahaan diatas maka dapat di uraikan dan di implementasikan dalam kehidupan beragama. Agar teripta kehidupan yang bercirikan nilai-nilai yang religius, kemanusian, persatuan.

B.  Membawa Israel Keluar Dari Tanah Mesir
Keluar dari Mesir
Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir menuju Tanah Kanaan atau Tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madu, yaitu Tnah Kanaan. Ketika keluar dari Mesir, sang Firaun menguba pikirannya dan mengejar kembali orang Israel. Ketika keluar dari mesir, Musa kemudian membelah laut merah sehingga rakyat Israel yang hampir terkejar dapat menyebrangi dan kemudia Musa menenggelamkan para pengejar yang berusaha menangkap kembali orang Israel. Selama perjalanan, bangsa Israel terus mengeluh dan mencobai Allah sehingga Allah marah dan menghukum Israel mengembara di padang pasir 40 tahun.
Musa menerima sepuluh perintah Allah di bukit Sinai, dan menerima peraturan-peraturan peribadatan dan hukum-hukum sipil yang dilakuak oleh bangsa Israel hingga hari ini. Allah dengan perantara Musa melakukan banyak mujsat kepada bangsa Israel yang tidak percaya seperti memberikan makanan, air dan burung puyuh untuk menjadi makananan pokok orang Israel selama di gurun sehingga mereka tidak kelaparan maupun kehausan. Setelah 40 tahun lamanya memutari jasirah arab, banga Israel sampai ke Tanah Kanaan, namun Musa di larang Allah untuk memasukinya, karena pernah berdoa kepadanya.

EDOARDO AGNELLI,Kisah Mualafnya Putra Mahkota Pemilik Juventus FC&Misteri Kematiannya


Di Italia, bahkan kucing atau anjing yang mati di tepi jalan harus diautopsi. Namun tidak dengan Edoardo Agnelli. Saat putra mahkota Italia ini ditemukan mati mengenaskan di kaki sebuah jembatan pada November 2000, hak-haknya sebagai manusia justru digergaji. Dia dikubur begitu saja. Polisi bilang ini kasus bunuh diri. Lalu media menyapukan kuas kelamnya. Mereka menggambarkannya sebagai sesosok miliarder yang “bermasalah”, “penyendiri”, dan “gemar pada spiritualisme Timur”. Tapi mereka salah.
Bertahun-tahun setelah kematiannya, serangkaian fakta baru mengemuka. Benarkah mafia yang membunuhnya? Siapa yang tak rela dia mewarisi kekayaan berlimpah Fiat, Juventus, Ferrari dan seribu lebih perusahaan keluarganya?
Sebuah buku akan segera terbit mengulas tentang kisah keislaman Putra Mahkota Pemilik klub sepakbola kebanggaan publik Italia, Juventus FC. Dikarang oleh dua orang anak negeri Musa Kazhim dan Alfian Hamzah. Para cendekia pun turut berkomentar seperti yang tercantum di bukunya.
http://musakazhim.wordpress.com/2010/03/12/buku-baru-edoardo-agnelli/http://musakazhim.wordpress.com/2010/03/12/buku-baru-edoardo-agnelli/
“Mencengangkan! Kasus ini setara dengan misteri tragedi Putri Diana.” 
-Najwa Shihab, Presenter MetroTV-


“Kerajaan bisnis Agnelli adalah yang terbesar di Eropa modern…
contoh terbaik kejayaan kapitalisme keluarga di dunia modern.” -Thomas L. Friedman, Jurnalis The New York Times, pemenang tiga kali Pulitzer Prize dan penulis bestseller Lexus and The Olive Tree-
Buku itu berjudul “Edoardo Agnelli, Konspirasi Pembunuhan Putra Mahkota Kerajaan Bisnis Fiat, Juventus, dan Ferrari” dirilis oleh Penerbit Ufuk sekitar minggu-minggu ini. Berisi 144 halaman, berukuran 14 x 20,5 cm, dengan biaya investasi Rp 39.900,-
Kisahnya ditampilkan secara lugas di surat kabar Harian Pelita yang terbit hari ini (31/03/2010). Lihat halaman paling belakang bagian bawah.

Seorang pembaca buku itu memberi komen tentang simpulan buku tersebut di blog pribadi milik penulisnya di http://musakazhim.wordpress.com/2010/03/12/buku-baru-edoardo-agnelli/.
Saya kutip tanpa perubahan :
“sudah jelas kok dia dibunuh zionis…perusahaannya diambil alih oleh saudaranya yang punya keturunan yahudi dari garis ibu.”
Saya bilang, “Benar kata Najwa Shihab, bahwa kasus ini mengulang kisah meninggalnya Putri Diana yang dikabarkan sudah masuk Islam terkait hubungannya dengan Dodi Al Fayed Putra Mahkota Konglomerat Muslim Inggris pemilik Harrod’s, Muhammad Al Fayed.
***


Misteri Kematian Putra Mahkota Keluarga Agnelli

Kematian memang suatu hal yang tidak bisa dihindari oleh setiap manusia di bumi ini. apapun bentuknya, siapapun dirinya, bila saatnya tiba , kematian itu akan datang tepat pada waktunya.

Sesuatu yang menyakitkan bila kita mendengar kabar bahwa salah satu dari sanak saudara kita menghadapi maut yang tak bisa digantikan apapun untuk mengembalikan hidupnya. Tapi hal ini adalah hal yang dianggap biasa oleh sebuah Keluarga besar yang telah memiliki nama besar selama kurang lebih satu abad di kota turin. Mereka adalah keluarga Agnelli. Kekayaan yang melimpah dan pengaruh mereka atas kemakmuran Negara italia sejak abad 19 membuat keluarga ini sangatlah di Hormati oleh hampir seluruh rakyat italia di bagian utara Negara itu.

Bagaimana tidak? selama berpuluh-puluh tahun keluarga Agnelli mampu menghidupi berjuta-juta warga italia dan menjauhi mereka dari kemiskinan. Dinasti Agnelli diyakini sebagai ‘Sang keajaiban’.sebab lewat bisnis merekalah Negara italia bisa keluar dari kemiskinan dan meninggalkan citra Negara penghasil tomat dan Pasta dan menjadi sebuah Negara industri di eropa.

Adalah bisnis Keluarga Agnelli yang bergerak di bidang perindustrian pembuatan Mobil Fiat yang sangat terkenal di era dekade 50an. Khususnya di seluruh bagian utara italia, nama keluarga Agnelli ini sungguh membuat telinga kita panas dibuatnya bila mendengarkan serentetan prestasi dan aksi yang mereka lakukan demi Italia.

Symbol Agnelli ini hampir menghiasi seluruh kehidupan di kota turin khususnya. Generasi tersukses yang dirasakan keluarga agnelli saat dimana Gianni Agnelli lahir menjadi pebisnis ulung yang sangat ditakuti lawan-lawannya. Di era Gianni Agnelli usaha Fiat terus melejit. Perusahaan raksasa mobil Fiat yang dijalankan Gianni Agnelii mencatat penjualan tertinggi USD2,1milliar pertahunnya, yakni dengan melahirkan 1.750.000 unit mobil.dan Fiat pun menempati posisi sebagai perusahaan otomotif terbesar keenam di dunia dan pertama di italia. tak hanya itu saja,Lewat klub sepakbola juventus yang mereka miliki nama besar mereka semakin dikenal dunia.

Giovanni Agnelli yang lebih dikenal dengan nama Gianni ini adalah generasi ketiga Agnelli. Orang di italia menyebutnya IL Re,atau sang Raja. Gianni memiliki seorang putra bernama Edoardo.dan Edoardo adalah putra pertamanya, sosok yang dikenal di mata orang-orang italia sebagai Putra Mahkota.

Sebagai generasi ke empat keluarga Agnelli, Edoardo telah merasakan bagaimana nikmatnya hidup serba mewah dan berkelimpahan sejak dirinya dilahirkan ke dunia. Tapi apakah ini yang dicari seorang Edoardo sejak kecil? Justru malah sebaliknya. Kemewahan yang selalu mengiringi setiap langkahnya membuat dirinya merasa membawa sebuah beban berat yang selalu membuatnya resah. Hal ini dirasakannya disaat dirinya mulai mengerti arti sebuah kehidupan, kehidupan yang telah lama membuatnya mati oleh aturan-aturan kuno yang diciptakan dan harus dijalankan oleh seluruh anggota keluarga Agnelli.

Kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang baru dan tidak membosankan telah lama dipikirkan oleh seorang Edoardo. Pada akhir dekade 70 an , setelah menyelesaikan sekolahnya di inggris, edoardo memutuskan untuk melanjutkan studinya di Princeton yang sangat terkenal di Amerika, dan mengambil jurusan Filsafat, sesuatu yang tidak pernah disetujui oleh ayahnya yang mengingkan anak putra satu-satunya mengikuti jejak sang ayah dengan belajar bisnis.

Edoardo yang keras kepala tetap melakukan apa yang dinginkannya. Disinilah awal dari ketidak cocokan sang ayah yang mengetahui dan sadar bahwa edoardo bukanlah seorang pewaris keluarga yang diharapkan. Awal kebencian ini tumbuh sampai dimana edoardo memutuskan untuk menggeluti lebih dalam tentang ajaran agama Islam. Sebuah hal baru yang ditemukannya pertama kali disebuah perpustakaan di Princeton. Sebuah buku yang disebut Al-Quran telah mengubah pikiran dan hatinya. Keunikan yang di ajarkan oleh agama Islam telah membuatnya yakin akan pilihannya. Sesuatu yang membuatnya sadar bahwa dia telah menemukan apa yang telah lama dicarinya.

Bau busuk yang menyengat yang dirasakan keluarga kerajaan Agnelli akhirnya sampai juga.dari kejauhan kota turin mereka melakukan penjemputan paksa layaknya seorang anak kecil yang merengek-rengek untuk tetap berada di sebuah tempat hiburan yang tak kunjung henti.

Bagi Gianni agnelli , Amerika telah merubah anaknya. Sesuatu yang mereka anggap sesat telah merusak dan menodai keluarga kerajaan. Apa yang dirasakan sang ayah memang sebuah malapetaka yang akan membuat mimpi edoardo yakni mencapai hidup sempurna yang jauh dari kebisingan musnah. Sang ayah telah memutuskan tali kehidupan edoardo yang baru. Hidup bagaikan di sebuah penjara besar di kota turin. Apapun yang dilakukan edoardo adalah sebuah alarm yang berbunyi kencang bagi seorang Agnelli. Ketidakbebasan yang dirasakan edoardo ini semakin membuatnya merasa tertantang untuk melakukan sesuatu yang lebih membahayakan dirinya sendiri.

Berkali-kali edoardo tertangkap basah oleh mata-mata yang disiapkan ayahnya untuk mengikuti jejak edoardo yang mencoba ingin melakukan perjalanan jauh meninggalkan italia. Adalah sebuah krisis Iran pasca Revolusi Islam, yang membuat edoardo tergerak hatinya untuk segera kabur dan menuju Iran. Sebuah tempat yang selalu didambakannya dan yang pada akhirnya menjadi rumah nomor dua Edoardo setelah Italia.

Entah mengapa Edoardo begitu mencintai Iran. Disaat Negara seperti amerika yang telah menyatakan bahwa iran adalah sebuah Negara yang haus darah, dan saat dimana Iran dicecar di seluruh pelosok bumi, Seorang putra mahkota justru sebaliknya. Rasa penasaran yang besar ingin mengetahui siapa diri seorang Khomeini dan revolusi islam telah menguatkan dirinya untuk segera berhadapan langsung dengan orang yang selalu dicarinya.

Berkali-kali edoardo terlihat duduk tak jauh dari tempat dimana seorang guru besar islam Iran Khomeini berada. Mereka beberapa kali melakukan shalat jumat bersama di beberapa mesjid terkenal di Iran. Dan keramahan yang dirasakan edoardo disaat Khomeini menciumnya seperti keluarganya membuat dirinya semakin kerasan berada di tempat yang entah berantah tidak pernah dikenal sebelumnya.

Selama di Iran, edoardo banyak mempelajari Hal baru. Edoardo lebih sering membaca buku kitab suci Al quran dan belajar sejarah mengenai Nabi Muhammad , sesuatu yang lebih dia gemari dan dia pilih ketimbang menghabiskan waktu bersama para pemain juventus, ataupun kebut-kebutan di jalan dengan mobil-mobil mewah milik keluarganya. Edoardo adalah seorang lelaki putra mahkota italia yang telah menemukan arti pentinganya sebuah kebesaran agama islam. Edoardo telah menemukan apa yang di inginkannya. Dia pernah mengungkapkan ke beberapa teman dekatnya.bahwa hidupnya telah dilahirkan baru. Dan dirinya sungguh merasakan kebahagiaan yang tak mungkin diraihnya selama dia masih berada di genggaman keluarga Agnelli. Edoardo diyakini telah menjadi seorang muslim sejati.

Sebuah akhir yang begitu sempurna yang dirasakan edoardo, tapi tidak dengan keluarga Agnelli. Keluarganya yang akhirnya tahu bahwa edoardo sungguh serius telah menjauhi keluarga agnelii demi sebuah ajaran Islam, marah besar. Bagi Gianni Agnelli ini adalah sebuah Fakta yang sulit diterima. Keluarga yang begitu terpandang di seluruh italia, sebuah keluarga yang taat akan ajaran tradisi agama Katolik, dan salah satu penyumbang dana terbesar ke Vatikan, dan pilihan edoardo untuk pindah ajaran agama adalah sebuah penyelewengan yang tidak bisa dimaafkan.

Sebuah harga yang sungguh mahal harus dibayar oleh seorang Edoardo.dan membayarnya dengan sebuah nyawa. Kesedihan dan kehancuran yang telah dirasakannya sejak kecil yang dibangun oleh kerajaan agnelli telah dibawa pergi oleh sebuah kematian. Kematian yang berujung sebuah kontroversi. Sebuah cerita yang berakhir dengan penuh tanda Tanya besar. Kematian yang ditangisi banyak orang di iran begitu juga kebingungan dan kecemasan yang dirasakan warga turin.

Tepatnya pada 15 november 2000, sebuah jasad manusia di temukan di kaki jembatan Generale Franco Romano yang memiliki ketinggian 80 meter. Polisi setempat meyakini setelah mengenali wajah lelaki tersebut adalah Edoardo Agnelii. Putra mahkota keluarga Gianni Agnelli. Di Koran-koran italia banyak yang mengungkapkan bahwa edoardo telah melakukan aksi bunuh diri, sesuatu hal yang tidak pernah dilakukannya. Karena hasil penelitian mengungkapkan, disaat jasad edoardo di temukan, wajah serta tulang badannya masih utuh dan tidak ada yang patah. Bagaimana mungkin bahwa seorang lelaki dengan berat badan 120 kilogram melompat dari ketinggian 80 meter yang akan menghujam tanah kurang lebih dengan kecepatan 150 kilometer perjam tidak mengalami patah tulang? Itulah isyarat jelas bahwa edoardo tidak pernah melakukan aksi bunuh diri dengan melompat dari jembatan Generale Franco Romano.

Apalagi jembatan Generale Franco Romano terkenal sangat ramai sekali, setidaknya ada kendaraan yang lewat selang 5-10 detik, terlebih lagi wajah edoardo yang cukup dikenali oleh setiap warga turin. Bagaimanapun wajahnya akan dikenali seseorang yang melintas bilamana edoardo berusaha menaiki badan jembatan dan kemudian melompat.dan sungguh aneh bila tak ada satupun orang yang akan memberikan kesaksian di hari saat edoardo bunuh diri.

Kejanggalan seputar kematian edoardo telah membuat resah warga italia. pasalnya banyak hasil investigasi yang sangat menyimpang, banyak hal yang tidak masuk akal terjadi. Dan permainan kotor para pihak yang bertanggung jawab atas jasad edoardo pun mulai jelas terlihat. Misalnya keharusan otopsi yang sepantasnya dilakukan tim medis tidak pernah dilakukan. Permainan kotor yang tidak begitu sempurna ini semakin terasa oleh public italia yang menyebutnya dengan “kebodohan dan kecerobohan keluarga Mafia”.

Kematian edoardo membuahkan pelajaran penting dalam kehidupan, ’disaat kau telah menemukan apa yang menurutmu benar, hal itu patut diperjuangkan walau sebuah nyawa harus dipertaruhkan.’ Selamat jalan, Edoardo.Semoga Allah SWT memberinya rezeki dan kebahagiaan yg abadi(surga) di akhirat kelak.

Dari Abu Musa (Abdullah) bin Qais al-asy'ary r.a. berkata: Rasulullah saw ditanya mengenai orang-orang yg berperang karena keberanian, karena kebangsaan atau karena kedudukan manakah diantara semua itu yang disebut FISABILILLAH? Rasulullah saw menjawab, "Siapa yang berperang semata-mata untuk menegakkan kalimatullah (agama Allah) maka itulah fisabilillah."
(Bukhari - Muslim)

(http://putrawangsacorp.blogspot.com/2011/04/kisah-muslim-mualaf-di-tengah-kerajaan.html)
Suka · Komentari · 

Profil dan Sejarah Juventus F.C.


sejarah juventus










Profil dan Sejarah Juventus F.C.









Juventus Football Club S.p.A. (BIT: JUVE) (dari bahasa Latin:[6] iuventusmasa muda [juˈvɛntus]), biasa disebut sebagaiJuventus dan popular dengan nama Juve (pengucapan [ˈjuːve]),[7] adalah klub sepak bola profesional Italia yang berbasis diTurin, Piedmont. Klub sepakbola ini adalah yang tertua ketiga di Italia dan telah menghabiskan sebagian besar sejarahnya, dengan pengecualian pada musim 2006–07, di atas klasemen Divisi Pertama (dikenal sebagai Serie A sejak 1929).
Didirikan pada tahun 1897 sebagai Sport Club Juventus oleh sekelompok siswa muda di kota Turin,[3] yang dipimpin oleh Eugenio Canfari dan saudaranya Enrico,[8][9][10] klub ini kemudian dikelola oleh industrialis keluarga Agnelli sejak tahun 1923, yang merupakan kemitraan olahraga tertua di Italia, sehingga membuat Juventus menjadi klub profesional pertama di negara itu.[11][12] Seiring waktu, klub telah menjadi simbol dari budaya bangsa dan Italianità ("Italia"),[13][14][15] karena tradisi mereka sukses, beberapa di antaranya memiliki dampak yang signifikan dalam masyarakat Italia, terutama pada tahun 1930-an dan dekade pertama pasca-perang yang sekaligus mempengaruhi politik ideologis dan asal sosial ekonomi simpatisan klub. Hal ini tercermin antara lain, dalam kontribusi klub untuk tim nasional sepak bola Italia sejak paruh kedua tahun 1920-an yang kemudian diakui sebagai salah satu yang paling berpengaruh dalam sepak bola internasional karena turut berperan penting dalam kemenangan Piala Dunia 1934, 1982 dan 2006. Basis penggemar klub ini lebih besar daripada klub sepak bola Italia lainnya dan merupakan salah satu yang terbesar di seluruh dunia. Dukungan untuk Juventus tersebar luas di seluruh negeri dan luar negeri, terutama di negara-negara dengan keberadaan yang signifikan dari imigran Italia.[16][17][18][19]
Juventus secara historis adalah klub paling sukses di sepak bola Italia dan salah satu yang paling penting secara global.[20][21][22] Secara keseluruhan, mereka telah memenangkan lima puluh lima gelar resmi di pentas nasional dan internasional, lebih dari klub Italia lainnya: rekor dua puluh sembilan gelar liga, rekor sembilan piala Italia, rekor enam piala super nasional, dan dengan sebelas gelar dalam konfederasi dan antar-konfederasi kompetisi (dua Piala Interkontinental, dua Liga Champions UEFA, satu Piala Winners UEFA, rekor tiga Piala UEFA, satu Piala Intertoto UEFA dan dua Piala Super UEFA) klub saat ini di peringkat keempat di Eropa dan kedelapan di dunia dengan paling banyak trofi yang dimenangkan.[23]
Juventus juga menjadi salah satu klub sepak bola Italia dengan jumlah fans terbesar[18], dan diperkirakan ada 170 juta orang didunia yang juga menjadi fans Juve.[24] Klub ini menjadi salah satu pencipta ide European Club Association, yang dulu dikenal dengan nama G-14, yang berisikan klub-klub kaya Eropa. Klub ini juga menjadi penyumbang terbanyak pemain untuk tim nasional Italia.
Pada dekade 1980-an di bawah manajemen Giovanni Trapattoni, klub imi berhasil meraih tiga belas piala resmi dalam sepuluh tahun sampai tahun 1986, termasuk enam gelar liga dan lima gelar internasional; Juventus menjadi klub pertama dalam sejarah sepakbola Eropa telah memenangkan tiga kompetisi utama yang diselenggarakan oleh UEFA: Piala Champions Eropa, (sekarang sudah tidak berfungsi) Piala Winners dan Piala UEFA (sisi Italia dan Eropa Selatan pertama yang memenangkan turnamen).[25][26][27][28][29][27] Setelah kemenangan mereka di Piala Interkontinental pada tahun yang sama, klub juga menjadi yang pertama dalam sejarah sepak bola—dan tetap menjadi satu-satunya saat ini—telah memenangkan semua kemungkinan di kompetisi resmi UEFA dan gelar juara dunia.[30][31][32][33] Menurut sepanjang masa ranking diterbitkan pada tahun 2009 oleh Federasi Internasional Sejarah Sepakbola dan Statistik, organisasi yang diakui olehFIFA, berdasarkan kinerja klub dalam kompetisi internasional, Juventus adalah klub terbaik Italia dan kedua di Eropa abad ke-20.[22]
Sejak 2006 klub ini bermarkas di Stadio Olimpico di Torino yang menggantikan markas sebelumnya yaitu Stadion Delle Alpiyang dirobohkan dan dibangun ulang sebagai stadion baru bernama Juventus Stadium. Juventus resmi memakai stadion baru mereka tesebut pada awal September 2011.[34]
Nama lengkap
Juventus Football Club S.p.A.
Julukan
[La] Vecchia Signora[1] (Nyonya Tua)

[La] Fidanzata d'Italia (Sang Kekasih Italia)

[I] bianconeri (Putih - Hitam)

[Le] Zebre (Si Zebra)

[La] Signora Omicidi (Nyonya Pembunuh)[2]
Didirikan
1 November 1897; 116 tahun yang lalu(sebagai Sport Club Juventus)[3]
Stadion
Stadion Juventus[4], Torino

(Kapasitas: 41,254[5])
Pemilik
Keluarga Agnelli (melalui Grup FIAT danExor S.p.A)
Presiden
Bendera Italia Andrea Agnelli
Manajer
Bendera Italia Massimiliano Allegri
Liga
Serie A
Posisi 2013–14
ke-1 (Juara), Serie A
Posisi 2012–13
ke-1 (Juara), Serie A
Posisi 2011–12
ke-1 (Juara), Serie A




Sejarah Awal mula
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah Juventus F.C.





Foto bersejarah, Juventus FC pada tahun 1898.







Juventus FC pada tahun 1903.
Juventus didirikan dengan nama Sport Club Juventus pada pertengahan tahun 1897 oleh siswa-siswa dari sekolah Massimo D'Azeglio Lyceum di daerah Liceo D’Azeglio, Turin[35]. Awal mula dibentuknya klub ini adalah sebagai pelampiasan dari anak-anak yang saling berteman dan menghabiskan waktu untuk jalan-jalan bersama dan bersenang-senang serta melakukan berbagai hal positif. Usia anak-anak tersebut rata-rata 15 tahunan, yang tertua berumur 17 dan lainnya di bawah 15 tahun. Setelah itu, hal yang mungkin tidak jadi masalah sekarang ini tapi merupakan hal yang terberat bagi pemuda-pemuda tersebut saat itu adalah mencari markas baru. Salah satu pendiri Juventus, Enrico Canfari dan teman-temannya kemudian memutuskan untuk mencari sebuah lokasi dan akhirnya mereka menemukan salah satu tempat yaitu sebuah bangunan yang memiliki halaman yang dikelilingi tembok, mempunyai 4 ruangan, sebuah kanopi dan juga loteng dan keran air minum. Selanjutnya, Canfari menceritakan tentang bagaimana terpilihnya nama klub, segera setelah mereka menemukan markas baru. Akhirnya, tibalah pertemuan untuk menentukan nama klub dimana terjadi perdebatan sengit di antara mereka. Di satu sisi, pembenci nama latin, di sisi lain penyuka nama klasik dan sisanya netral. Lalu, diputuskanlah tiga nama untuk dipilih; "Societa Via Port", "Societa sportive Massimo D’Azeglio", dan "Sport Club Juventus". Nama terakhir belakangan dipilih tanpa banyak keberatan dan akhirnya resmilah nama klub mereka menjadi "Sport Club Juventus", tetapi kemudian berubah nama menjadi Foot-Ball Club Juventus dua tahun kemudian.[3] Klub ini lantas bergabung dengan Kejuaraan Sepak Bola Italia pada tahun 1900. Dalam periode itu, tim ini menggunakan pakaian warna pink dan celana hitam. Juve memenangi gelar Seri-A perdananya pada 1905, ketika mereka bermain di Stadio Motovelodromo Umberto I. Di sana klub ini berubah warna pakaian menjadi hitam putih, terinspirasi dari klub Inggris Notts County.[36]
Pada 1906, beberapa pemain Juve secara mendadak menginginkan agar Juve keluar dari Turin.[3] Presiden Juve saat itu, Alfredo Dick kesal dan ia memutuskan hengkang untuk kemudian membentuk tim tandingan bernama FBC Torino yang kemudian menjadikan Juve vs. Torino sebagaiDerby della Mole.[37] Juventus sendiri ternyata tetap eksis walaupun ada perpecahan, bahkan bisa bertahan seusai Perang Dunia I.[36]
Dominasi liga


 








Omar Sivori, John Charles, dan Giampiero Boniperti di era 1950-an.
Pemilik FIAT, Edoardo Agnelli mengambil alih kendali Juventus pada 1923, dimana kemudian ia membangun stadion baru.[3] Hal ini memberikan semangat baru untuk Juventus, dimana pada musim 1925-26, mereka berhasil merebut scudetto dengan mengalahkan Alba Roma dengan agregat 12-1. Pada era 1930-an, klub ini menjadi klub super di Italia dengan memenangi gelar lima kali berturut-turut dari 1930 sampai 1935, dibawah asuhan pelatih Carlo Carcano[36], dan beberapa pemain bintang seperti Raimundo Orsi, Luigi Bertolini, Giovanni Ferrari dan Luis Monti.
Juventus kemudian pindah kandang ke Stadio Comunale, tetapi di akhir 1930-an dan di awal 1940-an mereka gagal merajai Italia. Bahkan mereka harus mengakui tim sekota mereka, A.C. Torino. Secercah prestasi kemudian muncul di musim 1937-38 saat Juve menjuarai Piala Italia pertama mereka setelah di final mengalahkan klub sekota mereka, Torino.
Setelah berada di posisi 6 pada musim 1940-41, Juve lantas merebut Piala Italia kedua mereka di musim berikutnya. Di periode ini, Italia ikut Perang Dunia II dan ini membuat jalannya Liga menjadi terhambat. Sepakbola Italia kemudian memutuskan untuk terus berlangsung saat masa perang berjalan. Pada 1944, Juve ikut serta dalam sebuah turnamen lokal, yang akhirnya urung diselesaikan. Pada 14 Oktober, Liga kembali bergulir dan ditandai dengan derby Torino vs. Juventus. Torino yang saat itu mendapat sebutan "Grande Torino" kalah 2-1 dari Juventus. Namun di akhir musim justru Torino berhasil juara. Pada jeda musim panas, sebuah peristiwa penting terjadi di Juve pada 22 Juli 1945, Gianni Agnelli mengambil alih posisi presiden klub, meneruskan tradisi keluarga Agnelli. Dalam kepempinannya, Agnelli mendatangkan Giampiero Boniperti dalam jajaran staffnya. Ditambah amunisi baru seperti Muccinelli dan striker asal Denmark John Hansen. Setelah Perang Dunia II usai Juve berhasil menambah dua gelar Seri-A pada 1949–50 dan 1951–52, dibawah kepelatihan orang Inggris, Jesse Carver.
Gianni Agnelli lantas meninggalkan klub pada 18 September 1954. Tahun ini periode gelap Juve dimulai dengan hanya mampu finish di posisi 7. Musim berikutnya, di bawah arahan manajer Puppo yang mengandalkan skuat muda Juve mulai mencoba bangkit. Setelah serangkaian kekalahan karena skuat yang belum matang, pada November 1956 kabar baik berembus dengan masuknya Umberto Agnelli sebagai komisioner klub. skuat menjadi kuat dengan kedatangan beberapa pemain hebat seperti Omar Sivori dan pemuda Wales bernama John Charles yang menemani para punggawa lama seperti Giampiero Boniperti. Musim 1957-58, Juve kembali berjaya di Seri-A, dan menjadi klub Italia pertama yang mendapatkan bintang kehormatan karena telah memenangi 10 gelar Liga Seri-A. Di musim yang sama, Omar Sivori terpilih menjadi pemain Juventus pertama yang memenangi gelar Pemain Terbaik Eropa. Juve juga berhasil memenangi Coppa Italia setelah mengalahkan ACF Fiorentina di final. Boniperti pensiun di 1961 sebagai top skorer terbaik Juventus sepanjang masa dengan 182 gol di semua kompetisi yang ia ikuti bersama Juventus.
Di era 1960-an, Juve hanya sekali memenangi Seri-A yaitu di musim 1966–67. Tetapi pada era 1970-an, Juve kembali menemukan jatidirinya sebagai klub terbaik Italia. Di bawah arahan Čestmír Vycpálek, Juve berusaha bangkit di musim 1971-72. Di paruh pertama musim, Juve belum stabil dalam permainan dan di paruh kedua mereka berhasil kembali ke performa terbaik terutama saat mencapai final Fairs Cup (cikal bakal Piala UEFA) namun kalah dari Leeds United. Di pekan ke-4 liga, Juve kemudian berhasil mengalahkan AC Milan 4-1 di San Siro ditandai permainan apik Bettega dan Causio. Namun beberapa saat kemudian, Bettega harus istirahat karena sakit dan posisi pertama klasemen milik Juve menjadi terancam. Untungnya mereka berhasil konsisten dan merebut scudetto ke-14 mereka. Selanjutnya di musim 1972-73 Juve kedatangan Dino Zoff dan Jose Altafini dari Napoli. Di musim ini, Juve dihadapkan pada jadwal di Seri-A dan kompetisi Eropa. Setelah berjuang sampai menit akhir, Juve berhasil menyalip AC Milan, yang secara mengejutkan kalah dipertandingan terakhir mereka, dan merebut scudetto ke-15. Juve juga bahkan berhasil masuk final Piala Champions musim tersebut, namun di mereka kalah dari Ajax Amsterdam yang dimotori oleh Johan Crujff. Selanjutnya mereka berhasil menambah tiga gelar lagi bersama defender Gaetano Scirea di musim 1974-75, 1976–77 dan 1977–78. Dan dengan masuknya pelatih hebat bernama Giovanni Trapattoni, Juve berhasil memperpanjang dominasi mereka di era 1980-an.
Pentas Eropa













Michel Platini bintang Juventus era 1980-an.
Era tangan dingin Trapattoni benar-benar membuat Seri-A porak poranda di 1980-an.[36] Juve sangat perkasa di era tersebut, dengan gelar Seri-A empat kali di era tersebut. Setelah 6 pemainnya ikut andil dalam timnas Italia yang menjuarai Piala Dunia 1982 dengan Paolo Rossi sebagai salah satu pemain Juve kemudian terpilih menjadi Pemain Terbaik Eropa pada 1982, sesaat setelah berlangsungnya Piala Dunia pada tahun tersebut.[38]ditambah dengan kedatangan bintang Prancis Michel Platini, Juventus kembali difavoritkan di musim 1982-83. Namun Juventus yang juga disibukkan dengan jadwal kejuaraan Eropa memulai kompetisi dengan lambat. Hal itu ditunjukkan dengan menelan kekalahan dari Sampdoria di pertandingan pembuka musim serta menang dengan tidak meyakinkan atas Fiorentina dan Torino. Sementara di Eropa, mereka berhasil menyingkirkan Hvidovre (Denmark) dan Standard Liege (Belgia) di penyisihan. Akan tetapi, Juventus kembali ke trek juara di musim dingin bersamaan keberhasilan mereka menembus perempat final Liga Champions. Selanjutnya, kemenangan atas Roma melalui 2 gol dari Platini dan Brio membuat jarak keduanya berselisih 3 poin dengan Roma di posisi puncak. Namun, karena konsentrasi Juve terpecah antara Serie A dan Liga Champions akhirnya tidak berhasil mengejar AS Roma yang menjadi juara. Juventus seharusnya bisa menumpahkan kekecewaannya di Liga saat mereka bertemu Hamburg di final Liga Champions tapi hal itu tidak terjadi. Berada di posisi kedua di kompetisi domestik dan Eropa, Juventus akhirnya berhasil merebut gelar penghibur saat menjuarai Piala Italia dan Piala Interkontinental.
Musim panas 1983, Juve kehilangan dua pilar inti mereka. Dino Zoff gantung sepatu di usia 41 tahun sedangkan Bettega beralih ke Kanada untuk mengakhiri karirnya di sana. Juve lantas merekrut kiper baru dari Avellino: Stefano Tacconi dan Beniamino Vinola dari klub yang sama. Sementara Nico Penzo menjadi pendampong Rossi di lini depan. Juve pada saat itu berkonsentrasi penuh di dua kompetisi, Liga dan Piala Winner. Hasilnya, melalui penampilan yang konsisten sepanjang musim, Juve merengkuh gelar liga satu minggu sebelum kompetisi usai. Dan gelar ini ditambah gelar lainnya di Piala Winner saat mereka mengalahkan Porto 2-1 di Basel pada 16 Mei 1984. Dua gelar ini sangat bersejarah dan merupakan prestasi bagi kapten klub Scirea dan kawan-kawan.
Setelah era keemasan Rossi usai, Michel Platini kemudian secara mengejutkan berhasil menjadi pemain terbaik Eropa tiga kali berturut-turut; 1983, 1984 dan 1985, dimana sampai saat ini belum ada pemain yang bisa menyamai dirinya. Juventus menjadi satu-satunya klub yang mampu mengantarkan pemainnya menjadi pemain terbaik Eropa sebanyak empat tahun berurutan.[39] Platini juga menjadi bintang saat Juve berhasil menjadi juara Liga Champions Eropa pada 1985 dengan sumbangan satu gol semata wayangnya. Tragisnya, final melawan Liverpool FC dari Inggris tersebut yang berlangsung di Stadion Heysel Belgia, harus dibayar mahal dengan kematian 39 tifoso Juventus akibat terlibat kerusuhandengan para hooligans dari Liverpool. Sebagai hukuman, tim-tim Inggris dilarang mengikuti semua kejuaraan Eropa selama lima tahun.[40] Juventus kemudian merebut scudetto terakhir mereka di era 1980-an pada musim 1985-86, yang juga menjadi tahun terakhir Trappatoni di Juventus. Memasuki akhir 1980-an, Juve gagal menunjukkan performa terbaiknya, mereka harus mengakui keunggulan Napoli dengan bintang Diego Maradona, dan kebangkitan dua tim kota Milan, AC Milan dan Inter Milan.[36] Pada 1990, Juve pindah kandang ke Stadio delle Alpi, yang dibangun untuk persiapan Piala Dunia 1990.[41]
Kesuksesan era Lippi







Marcello Lippi, salah satu pelatih sukses Juventus.
Marcello Lippi mengambil alih posisi manajer Juventus pada awal musim 1994-95.[3] Ia lantas mengantarkan Juventus memenangi Seri-A untuk pertama kalinya sejak pertengahan 1980-an di musim 1994-95. Pemain bintang yang ia asuh saat itu adalah Ciro Ferrara, Roberto Baggio, Gianluca Vialli dan pemain muda berbakat bernama Alessandro Del Piero. Lippi memimpin Juventus untuk memenangi Liga Champions Eropa pada musim itu juga, dengan mengalahkan Ajax Amsterdam melalui adu penalti, setelah skor imbang 1-1 pada babak normal, dimana Fabrizio Ravanellimenyumbangkan satu gol untuk Juve.[42]
Sesaat setelah bangkit kembali, para pemain Juventus yang biasa-biasa saja saat itu secara mengagumkan bisa mengembangkan diri mereka menjadi pemain-pemain bintang. Mereka adalah Zinedine Zidane, Filippo Inzaghi dan Edgar Davids. Juve kembali memenangi Seri-A musim 1996–97 dan 1997–98, termasuk juga Piala Super UEFA 1996[43] dan Piala Interkontinental 1996.[44] Juventus juga mencapai final Liga Champions di musim 1997 dan 1998, tetapi mereka kalah oleh Borussia Dortmund (Jerman) dan Real Madrid (Spanyol).[45][46]
Setelah absen satu musim Lippi kembali, penandatanganan pemain nama besar seperti Gianluigi Buffon, David Trezeguet, Pavel Nedvěd dan Lilian Thuram, membantu tim untuk dua gelar scudetto lebih dalam 2001-02 dan 2002-03 musim.[36] Juventus juga bagian dari akhir semua Italia Liga Champions pada tahun 2003 tetapi kalah dari Milan melalui adu penalti setelah pertandingan berakhir imbang 0-0. Tahun berikutnya, Lippi diangkat sebagai pelatih kepala Italia, membawa mengakhiri salah satu periode manajerial yang paling produktif dalam sejarah Juventus.
Skandal "Calciopoli"











Alessandro Del Piero, Pencetak gol sepanjang masa Juventus dan pembuat penampilan selama musim 2007–08.
Fabio Capello menjadi pelatih pada tahun 2004, dan memimpin Juventus untuk dua gelar Serie A. Namun, pada Mei 2006, Juventus menjadi salah satu dari lima klub Serie A terkait dengan skandal pengaturan pertandingan, hasil yang melihat klub terdegradasi ke Serie B untuk pertama kalinya dalam sejarah. Klub ini juga dilucuti dari dua gelar yang dibawa Capello pada tahun 2005 dan 2006.[47]
Banyak pemain kunci meninggalkan klub menyusul penurunan pangkat ke Serie B, termasuk Thuram, striker Zlatan Ibrahimović dan bek tengahFabio Cannavaro. Namun, pemain bernama besar lain seperti Buffon, Del Piero, Trezeguet, dan Nedved tetap untuk membantu klub kembali ke Seri-A sementara anak-anak dari Primavera seperti Sebastian Giovinco dan Claudio Marchisio diintegrasikan ke dalam tim utama. Bianconeri dipromosikan langsung kembali sebagai juara liga setelah musim 2006-07, sementara kapten Del Piero mendapat penghargaan pencetak gol terbanyak dengan 21 gol.
Kembali ke Serie A
Sejak mereka kembali ke Serie A di musim 2007–08, mantan manajer Chelsea Claudio Ranieri berhasil menangani Juventus selama dua musim.[48]Mereka menempati posisi ketiga di musim pertama mereka kembali, dan lolos ke Liga Champions 2008–09 babak kualifikasi ketiga pada tahap awal. Juventus mencapai babak grup, di mana mereka mengalahkan Real Madrid di kedua leg kandang dan tandang, sebelum kalah di babak gugur dengan Chelsea. Ranieri dipecat menyusul serangkaian hasil buruk, dan Ciro Ferrara ditunjuk sebagai manajer secara sementara untuk dua pertandingan terakhir musim ini,[49] sebelum kemudian diangkat sebagai manajer untuk musim 2009-10.[50]





Tim Juventus sebelum pertandingan Liga Champions UEFA 2012–13 melawan Shakhtar Donetsk.
Namun, tugas Ferrara sebagai manajer Juventus terbukti tidak berhasil, dengan Juventus tersingkir dari Liga Champions dan Coppa Italia, dan hanya berbaring di tempat keenam di klasemen liga pada akhir Januari 2010, yang mengarah ke pemecatan Ciro Ferrara dan penamaan Alberto Zaccheroni sebagai manajer caretaker. Zaccheroni tidak bisa membantu meningkatkan sisi, sebagai Juventus mengakhiri musim di tempat ketujuh di Serie A. Untuk musim 2010-11, Jean-Claude Blanc digantikan olehAndrea Agnelli sebagai presiden klub. Tindakan pertama Agnelli adalah untuk menggantikan Zaccheroni dan Direktur OlahragaAlessio Secco dengan manajer Sampdoria Luigi Del Neri dan Direktur Olahraga Giuseppe Marotta.[51] Namun, Del Neri gagal memperbaiki nasib mereka dan dipecat. Mantan pemain dan favorit penggemar Antonio Conte, baru setelah memenangkan promosi dengan Siena, disebut sebagai pengganti Del Neri itu.
Dengan Conte sebagai manajer, Juventus tak terkalahkan untuk seluruh musim. Menjelang paruh kedua musim ini, tim itu sebagian besar bersaing dengan rival utara Milan untuk tempat pertama dalam pertandingan yang ketat. Juventus memenangkan gelar pada pertandingan ke-37, setelah mengalahkan Cagliari 2-0, dan Milan kalah dari Internazionale 4-2. Setelah kemenangan di pertandingan final melawan Atalanta 3-1, Juventus menjadi tim pertama untuk musim tak terkalahkan dalam arus Format 38 pertandingan. Prestasi penting lainnya termasuk yang terbesar kemenangan tandang (5-0 di Fiorentina), rekor terbaik defensif (20 gol kebobolan, paling sedikit pernah dalam format liga saat ini) di Serie A dan terbaik kedua di atas enam liga Eropa tahun itu.[52]
Warna, logo, dan julukan
Juventus telah bermain memakai kostum berwarna hitam dan putih ala zebra sejak tahun 1903. Aslinya, Juve bermain memakai kostum berwarna pink, tetapi karena ada kesalahan pengiriman kostum dari Inggris, salah satu pemain Juve malah tampil dengan pakaian belang, yang merupakan kostum klub Inggris,Notts County. Akhirnya Juve memutuskan untuk beralih kostum menjadi belang hitam-putih.[53]
Juventus lantas menanyakan pada pemain yang memakai baju belang tersebut, yaitu orang Inggris bernama John Savage, apakah ia bisa mengontak teman-temannya di Inggris yang bisa menyuplai kostum Juve dengan warna tersebut. Ia lantas menghubungi temannya yang tinggal di Nottingham, yang menjadi supporter Notts County, untuk mengirim kostum belang hitam-putih ke Turin, dan temannya tersebut menyanggupinya.[53]




Logo lama Juventus yang digunakan sampai musim 2004-05.


Logo resmi Juventus Football Club telah mengalami berbagai perubahan dan modifikasi sejak tahun 1920. Modifikasi terakhir adalah pada menjelang musim 2005-06 sebagai perayaan seratus tahun gelar Scudetto pertama yang diraih Juve. Dimana saat itu mereka mengubah logo menjadi oval, dengan lima garis vertical, dan banteng yang dibentuk dalam sebuah siluet. Dahulu sebelum musim 2005-06, Juve memiliki sebuah symbol berwarna biru (yang merupakan symbol lain dari kota Turin). Selain itu ditambahkan juga dua bintang yang menggambarkan mereka sebagai satu-satunya klub yang mampu memenagi gelar Seri-A 20 kali. Sementara di era 1980-an, logo Juve lebih banyak dihiasi dengan siluet seekor zebra, menggambarkan mereka sebagai tim zebra kuat di Seri-A.
Dalam perjalanan sejarahnya, Juve telah memiliki beberapa nama julukan, la Vecchia Signora[1] (the Old Lady dalam bahasa Inggris atau "si Nyonya Tua" dalam bahasa Indonesia) merupakan salah satu contoh. Kata "old" (tua) merupakan bagian dari nama Juventus, yang berarti "youth" (muda) dalam Latin.[6]Nama ini diambil dari usia para pemain Juventus yang muda-muda di era 1930-an. Nama "lady" (nyonya) merupakan bagian dari sebutan para tifoso ketika memanggil Juve sebelum era 1930-an. Klub ini juga mendapat julukan la Fidanzata d'Italia (the Girlfriend of Italy dalam bahasa Inggris atau "Kekasih Italia" dalam bahasa Indonesia), karena selama beberapa tahun, Juve selalu memasok pemain baru dari daerah selatan Itala seperti dari Naples atau Palermo, dimana selain bermain sebagai pemain sepak bola, mereka juga bekerja untuk FIAT sejak awal 1930-an. Nama lain Juve adalah: I Bianconeri (the black-and-whites, atau Si Belang) dan Le Zebre (the zebras[54], atau Si Zebra) yang mengacu pada warna Juventus. I gobbi (the hunchbacks) adalah julukan yang digunakan untuk mendefinisikan pendukung Juventus, tetapi juga digunakan kadang-kadang untuk pemain tim. Asal yang paling banyak diterima dari gobbi tanggal ke tahun lima puluhan, ketika tim Bianconeri mengenakan jersey besar. Ketika pemain berlari di lapangan, kostum, yang memiliki pembukaan di dada dengan tali, menghasilkan tonjolan di bagian belakang (semacam efek parasut), memberikan kesan bahwa para pemain memiliki bungkuk.[55]
Stadion
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Stadion Olimpiade Torino, Stadion Delle Alpi, dan Stadion Juventus




Stadion Juventus dimiliki oleh klub dan dibuka pada September 2011
Setelah dua musim perdana mereka (1897 dan 1898), dimana Juve bermain di Parco del Valentino dan Parco Cittadella, pertandingan-pertandingan selanjutnya di gelar di Piazza d'Armi Stadium sampai 1908, kecuali di 1905 saat nama Scudetto diperkenalkan untuk pertama kali, dan di 1906, dimana Juve bermain di Corso Re Umberto.
Dari 1909 sampai 1922, Juve bermain di Corso Sebastopoli Camp, dan selanjutnya mereka pindah ke Corso Marsiglia Camp dimana mereka bertahan sampai 1933, dan memenangi empat gelar liga. Di akhir 1933 mereka bermain di Stadion Mussolini yang disiapkan untuk Piala Dunia 1934. Setelah PDII, stadion tersebut berganti nama menjadi Stadion Comunale Vittorio Pozzo. Juventus memainkan pertandingan kandangnya di sana selama 57 tahun dengan total pertandingan sebanyak 890 kali.[56] Sampai akhir Juli 2003 tempat tersebut masih dipakai sebagai sempat latihan Juve yang resmi.[57]
Dari tahun 1990 sampai akhir musim 2005-06, Juve menggunakan Stadion Delle Alpi, sebagai kandang mereka yang aslinya dibangun untuk Piala Dunia 1990, sesekali Juve juga menggunakan stadion lain seperti Renzo Barbera di Palermo, Dino Manuzzi di Cesena dan San Siro di Milan.[57]
Agustus 2006 Juve kembali bermain di Stadion Comunale, yang sekarang dikenal dengan nama Stadion Olimpiade, setelah Stadion Delle Alpi dipakai dan kemudian direnovasi untuk Olimpiade Musim Dingin Turin 2006.
Pada November 2008 Juventus mengumumkan bahwa mereka akan menginvestasikan dana sebesar €100 juta untuk membangun stadion baru di bekas lahan Stadion Delle Alpi. Berbeda dengan Delle Alpi, stadion baru Juve ini tidak menyertakan lintasan lari, dan jarak antara penonton dengan lapangan hanya 8,5 meter saja, mirip dengan mayoritas stadion di Inggris, dimana kapasitasnya diperkirakan akan berisi 41.000 kursi. Pekerjaan ini dimulai pada musim semi 2009, dan mulai awal musim 2011-12 stadion tersebut kemudian dipakai untuk mengarungi musim dan sejarah baru Juventus.
Pendukung
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Juventus Ultras dan Juventus Club Indonesia




Tifosi Juventus dalam sebuah pertandingan.
Juventus merupakan salah satu klub sepak bola dengan jumlah pendukung terbesar di Italia, dengan jumlah tifoso hampir 12 juta orang[24] (32.5% dari total tifosi bola di Italia), merujuk pada penelitian yang dilakukan pada Agustus 2008 oleh harian La Repubblica,[18] dan merupakan salah satu klub dengan jumlah supporter terbesar di dunia, dengan jumlah fans hampir 170 juta orang[24] (43 juta orang di Eropa),[24] selebihnya ada di Mediterrania, yang kebanyakkan diisi oleh imigran Italia.[58] Tim Turin ini juga mempunyai fans club yang cukup besar di seluruh dunia, salah satunya di Indonesia melalui Juventini Indonesia.[59]
Tiket-tiket pertandingan kandang Juve memang tidak selalu habis setiap kali Juve bertanding di Seri-A atau Eropa, kebanyakkan fans Juve di Turin mendukung tim kesayangan mereka lewat bar-bar atau restoran. Di luar Italia, kekuatan supporter Juventus sangatlah kuat. Juve juga sangat popular di Italia Utara dan Pulau Sisilia, dan menjadi kekuatan besar saat Juve bertanding tandang,[60] lebih dibandingkan para pendukung di Turin sendiri.
Untuk kawasan Indonesia sendiri sejak awal musim 2006-07 sudah berdiri sebuah komunitas khusus bagi para penggemar Juventus, dengan nama Juventus Club Indonesia (JCI). Komunitas ini kemudian diakui sebagai satu-satunya fans club resmi Juventus untuk Indonesia pada awal musim 2008-09 setelah hampir tiga tahun berjuang untuk mendapatkan lisensi dari pihak Juventus Italia.[61][62]
Himne Juventus
Setiap kali Juventus bertanding dihadapan para pendukungnya di Stadion delle Alpi atau Stadion Olimpiade Torino para pendukug Juve selalu menyanyikan sebuah lagu khas untuk mendukung timnya yang tidak diketahui siapa pencipta lagu tersebut. Berikut adalah petikan lagu himne Juventus:[67]
Bahasa Italia
Bahasa Inggris
Bahasa Indonesia
Forza la Juve la Juve la Juve ale'


E' bianconera la bella signora

Ale' la Juve la Juve la Juve ale'

Solo la Juve e' grande la Juve ale'

Tu sei la squadra del cuore

Sempre in campo undici eroi

Vinci l'impossibile e vai

Ti seguiremo anche noi

Metti un'altra stella sul petto

Mille mani al cielo per te... insieme

L'onda di una magica ola partirà

Forza la Juve la Juve la Juve ale'

E' bianconera la bella signora

Ale' la Juve la Juve la Juve ale'

Solo la Juve e' magica Juve ale'

Forza la Juve la Juve la Juve ale'

E' bianconera la nostra bandiera

Ale' la Juve la Juve la Juve ale'

Solo la Juve e' magica Juve ale'

Juve... Juve... Juve... Juve...

Notte di Coppa Campioni

Notte che non finirà mai

Grande l'emozione che dai

quando tu vinci per noi

Tutti allo stadio a sognare

Aspettando l'urlo di un goal... insieme

L'onda di una magica ola partirà

Forza la Juve la Juve la Juve ale'

E' bianconera la nostra bandiera

Ale' la Juve la Juve la Juve ale'

Solo la Juve e' magica Juve ale'

Forza la Juve la Juve la Juve ale'

E' bianconera la bella signora

Ale' la Juve la Juve la Juve ale'

Solo la Juve e' grande la Juve ale'

Juve...Juve...
Forza Juve Juve Juve ale'


And the beautiful lady in black and white

Ale' Juve Juve Juve ale'

Only Juve and great Juve ale'

You are the favorite team

Also in the eleven heroes

Win the impossible and go

We will follow

Put another star on his chest

A thousand hands to heaven for you... set

The wave of a magic is start

Forza Juve Juve Juve ale'

And the beautiful lady in black and white

Ale 'Juve Juve Juve ale'

Only Juve and magic Juve ale'

Forza Juve Juve Juve ale'

The black-white is our flag

Ale 'Juve Juve Juve ale'

Only Juve and magic Juve ale'

Juve ... Juve ... Juve ... Juve ...

Night of Champions Cup

Night that never ends

Great feeling from your fans

When you win for us

All dream in the stadium

Waiting for the roar of a goal... set

The wave of a magic is start

Forza Juve Juve Juve ale '

The black-white is our flag

Ale 'Juve Juve Juve ale'

Only Juve and magic Juve ale'

Forza Juve Juve Juve ale'

And the beautiful lady in black and white

Ale 'Juve Juve Juve ale'

Only Juve and great Juve ale'

Juve... Juve...
Forza Juve Juve Juve ale'


Dan wanita cantik dalam warna hitam dan putih

Ale' Juve Juve Juve ale'

Hanya Juve dan Juve yang terbesar ale'

Anda adalah tim favorit

Dengan sebelas pahlawan

Pergi untuk meraih kemenangan yang tidak terduga

Dan kami akan mengikuti

Pasang bintang lain di dadamu

Seribu tangan ke surga akan diatur untuk Anda...

Di awali sebuah gelombang ajaib

Forza Juve Juve Juve ale'

Dan wanita cantik dalam warna hitam dan putih

Ale' Juve Juve Juve ale'

Hanya Juve dan keajaiban dari Juve ale'

Forza Juve Juve Juve ale'

Bendera hitam-putih adalah bendera kita

Ale' Juve Juve Juve ale'

Hanya Juve dan keajaiban dari Juve ale'

Juve... Juve... Juve... Juve...

Malam dengan pesta kemenangan

Malam yang tidak pernah berakhir

Perasaan sukacita dari penggemar Anda

Ketika Anda menang bagi kami

Semua mimpi di stadion

Menunggu gol yang datang...

Di awali sebuah gelombang ajaib

Forza Juve Juve Juve ale'

Bendera hitam-putih adalah bendera kita

Forza Juve Juve Juve ale'

Hanya Juve dan keajaiban dari Juve ale'

Forza Juve Juve Juve ale'

Dan wanita cantik dalam warna hitam dan putih

Ale' Juve Juve Juve ale'

Hanya Juve dan Juve yang terbesar ale'

Juve... Juve...
Pemain
Tim utama
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
No.
Pos.
Nama
1
Bendera Italia
GK
Gianluigi Buffon (kapten)
3
Bendera Italia
DF
Giorgio Chiellini
4
Bendera Uruguay
DF
Martín Cáceres
5
Bendera Italia
DF
Angelo Ogbonna
6
Bendera Perancis
MF
Paul Pogba
7
Bendera Italia
MF
Simone Pepe
8
Bendera Italia
MF
Claudio Marchisio
9
Bendera Spanyol
FW
Álvaro Morata
10
Bendera Argentina
FW
Carlos Tevez
11
Bendera Perancis
FW
Kingsley Coman
12
Bendera Italia
FW
Sebastian Giovinco
14
Bendera Spanyol
FW
Fernando Llorente
15
Bendera Italia
DF
Andrea Barzagli
16
Bendera Italia
DF
Marco Motta
19
Bendera Italia
DF
Leonardo Bonucci

No.
Pos.
Nama
20
Bendera Italia
MF
Simone Padoin
21
Bendera Italia
MF
Andrea Pirlo
22
Bendera Ghana
MF
Kwadwo Asamoah
23
Bendera Chili
MF
Arturo Vidal
24
Bendera Italia
MF
Leonardo Spinazzola
26
Bendera Swiss
DF
Stephan Lichtsteiner
30
Bendera Italia
GK
Marco Storari
33
Bendera Chili
DF
Mauricio Isla
34
Bendera Brasil
GK
Rubinho
37
Bendera Argentina
MF
Roberto Pereyra (pinjaman dari Udinese)
39
Bendera Italia
MF
Luca Marrone
43
Bendera Denmark
DF
Frederik Sørensen
Bendera Perancis
DF
Patrice Evra
Bendera Italia
DF
Paolo De Ceglie
Prestasi dan penghargaan
Secara umum, Juventus adalah klub tersukses di Italia dengan raihan gelar 44 gelar nasional di Italia, dan salah satu klub tersukses di dunia,[20][22] dengan raihan 11 gelar internasional,[73] dengan raihan rekor 9 gelar UEFA dan dua FIFA.[74] menjadikan mereka sebagai klub keempat yang sukses di Eropa[23] dan juga dunia,[30] dimana semuanya telah diakui secara pasti oleh UEFA dan FIFA, beserta enam konfederasi sepak bola dunia.[73]
Juventus telah memenangi 29 gelar Seri-A, dan menjadi rekor terbanyak sampai saat ini, dan juga menjadi catatan tersendiri saat Juve mendominasi lima musim berturut-turut Seri-A dari musim 1930-31 sampai 1934-35. Mereka juga telah memenangi Piala Italia Sembilan kali, dan menjadi rekor sampai saat ini.[75]
Juventus menjadi satu-satunya klub sepak bola Italia yang telah mendapatkan dua bintang sebagai tanda mereka telah menjuarai Seri-A lebih dari 20 kali. Bintang pertama mereka dapatkan pada musim 1957-58 ketika Juve berhasil menjuarai Seri-A untuk kesepuluh kalinya, dan yang kedua pada 1981-82 ketika Juve menjuarai Seri-A untuk keduapuluh kalinya. Juventus juga merupakan klub Italia pertama yang memenangi gelar dobel (Seri-A dan Coppa Italia) sebanyak dua kali, yaitu pada 1959-60 dan 1994-95.
Juventus tercatatkan juga sebagai klub pertama dan satu-satunya di dunia yang berhasil memenangi seluruh gelar kejuaraan resmi,[31] yang diakui oleh FIFA,[28][29][27][76] Juve memenangi Piala UEFA tiga kali, berbagi rekor bersama Liverpool dan Inter Milan.[77]
Klub Turin ini menempati posisi 7 —tetapi teratas untuk klub Italia—dalam daftar Klub Terbaik FIFA Abad 20 yang diumumkan pada 23 Desember 2000.[78]
Juventus juga mendapatkan status sebagai World's Club Team of the Year sebanyak dua kali tepatnya pada 1993 dan 1996[79], dan menempati rangking 3 dalam Rangking Klub Sepanjang masa (1991-2008) oleh International Federation of Football History & Statistics.[80]
Gelar juara nasional Italia
§  Scudetto.svg Lega Calcio Seri-A
Juara (30 kali)[81]: 1905; 1925-26[82]; 1930–31; 1931-32; 1932–33; 1933–34; 1934–35; 1949–50; 1951–52; 1957–58; 1959–60; 1960–61; 1966–67; 1971–72; 1972–73; 1974–75; 1976–77; 1977–78; 1980–81; 1981–82; 1983–84; 1985–86; 1994–95; 1996–97; 1997–98; 2001–02; 2002–03; 2011–12; 2012–13, 2013-14
Posisi kedua (20 kali): 1903; 1904; 1906; 1937–38; 1945–46; 1946–47; 1952–53; 1953–54; 1962–63; 1973–74; 1975–76; 1979–80; 1982–83; 1986–87; 1991–92; 1993–94; 1995–96; 1999–00; 2000–01; 2008–09.
§  Lega Calcio Seri-B
Juara (1 kali): 2006-07.[83]
§  Coccarda Coppa Italia.svg Piala Italia
Juara (9 kali): 1937–38; 1941–42; 1958–59; 1959–60; 1964–65; 1978–79; 1982–83; 1989–90; 1994–95.
Juara kedua (5 kali): 1972–73; 1991–92; 2001–02; 2003–04; 2011–12.
§  Supercoppaitaliana.png Piala Super Italia
Juara (6 kali): 1995, 1997, 2002, 2003, 2012,[84] 2013.
Juara kedua (3 kali): 1990; 1998; 2005.
§  Piala Kremlin
Juara (2 kali): 1954, 1958.
Gelar Eropa dan dunia
§  Coppacampioni.png Piala/Liga Champions
Juara (2 kali): 1984-85, 1995-96.[85][86]
Juara kedua (5 kali): 1972–73; 1982–83; 1996–97; 1997–98; 2002–03
§  Coppacoppe.png Piala Winners UEFA
Juara (1 kali): 1983-84.[87]
§  Piala UEFA/Liga Europa
Juara (3 kali): 1976-77, 1989-90, 1992-93.[88][89]
Juara kedua (1 kali): 1994–95.
§  UEFA - Intertoto.svg Piala Intertoto
Juara (1 kali): 1999-00.[73][90][91]
§  Supercup.png Piala Super UEFA
Juara (2 kali): 1984, 1996.[92][93]
§  Copa Intercontinental.svg Piala Interkontinental
Juara (2 kali): 1985, 1996.[74][94]
Juara kedua (1 kali): 1973.
Pemasok kostum dan sponsor
Periode
Produsen kostum
Sponsor
1979–1989
Kappa
Ariston
1989–1992
UPIM
1992–1995
Danone
1995–1998
Sony / Sony Minidisc
1998–1999
D+Libertà digitale / Tele+
1999–2000
CanalSatellite / D+Libertà digitale / Sony
2000–2001
Ciao Web / Lotto
Sportal.com / Tele+
2001–2002
Lotto
FASTWEB / Tu Mobile
2002–2003
FASTWEB / Tamoil
2003–2004
Nike
2004–2005
SKY Italia / Tamoil
2005–2007
Tamoil
2007–2010
New Holland FIAT Group
2010–2012
BetClic / Balocco
2012–2015
FIAT S.p.A (Jeep)